Kerajaan Gehol Bulpusan IX

2:31:00 PM Gehol Gaul 0 Comments

Dua kuda melesat bak kilat membelah sekaligus mencerai-beraikan kerumunan Gehol Manunggal yang sibuk berdebat. Keduanya menuju kea rah Ci Hirup, mereka adalah Gusti Hening dan Gajah Putra Sunda. Mereka hendak melumpuhkan teluh yang memenuhi hawa Gehol dengan menghancurkan sumbernya langsung.

Para pemuda yang berkerumung menunggangi kuda-kuda supercepar tersebut, serentak mereka diam dan berlari mengikuti. Sebuah peri semula marah dan heran melihat kedua kuda yang nyaris menabrak mereka. Namun demi melihat siapa yanstiwa besar dipastikan akan terjadi dan memengaruhi anak-cucu mereka berabad-abad kemudian.

Sementara itu, keriuhan juga terjadi di kali Cigunung. Sun Geyo yang susah payah menenangkan par apekerja akhirnya tak dapat membendung kegelisahan dan rasa takut para pekerjanya. Rasa ingin tahu mereka kian menjadi setelah ada salah seorang anak muda yang membocorkan kejadian di istana. Tanpa dapat dicegah, desas-desus akan adanya perang tanding membuat para pekerja bergegas menuju tempat sumber teluh bersarang.

Sun Geyo yang penasaran akhirnya mendapat kejelasan perihal raja dan pertolongan yang ditunggu-tunggu dari Negeri Sagara.

“Kemana mereke pergi?” tanya Sun Geyo pada pesiar kabar.

“Sudah pasti menuju sarang teluh Ki Ulu-ulu,” jawab pesiar kabar sambil segera menyusul para pekerja yang telah berduyun-duyun menuju ke hulu di mana Ci Hirup berada.

“Aku harus ke sana,” batin ulu-ulu tersebut. Kabar Gusti Hening dan Gajah yang hendak menuntaskan tukang teluh telah menyihirnya. Ia dengan kesadaran penuh meninggalkan pekerjaan membuat lewi. Segera ia menaiki kuda dan langsung menyerbu tanpa sedikitpun berniat menoleh ke belakang.

Hampir semua penduduk Gehol yang sanggup berjalan kaki atau menunggang kuda menuju ke Ci Hirup. Menyaksikan kemusnahan tukang teluh yang telah menyengsarakan mereka tentu saja akan menyenangkan. Bukankah mereka juga sudah berniat demikian dari dulu. Hanya saja, semua terhalang oleh tiadanya nyali dalam dada.
***
Ratu Balakasura tertawa dengan girang mengetahui hampir semua rakyat Gehol dan pemimpinnya menuju ke rumahnya. Itu berarti, ia akan dengan senang hati membantai mereka yang melawan dan menjadikan budak bagi siapa saja yang menyerah. Dalam segejap saja, ia sudah berada di lapangan luas yang sekaligus menjadi halaman rumahnya. Dengan congkak, ia berdiri dengan tongkat pusaka di tangan.

“Aku akan bermandi darah wahai para dewa. Darah kaum bodoh yang menyerahkan nyawa mereka ke kediamanku ini,” teriaknya lantang yang segera ditingkahi suara guruh bikinannya.

Dari kejauhan dua titik hitam denga cepat kian membesar menuju tempat ia berdiri. Ya, dua petinggi Kerajaan Gehol dan Negara Sagara sedang berpacu untuk memusnahkan Ratu Balakasura. Tidak lama kemudian, keduanya kini telah berhenti dengan jarak pandang yang cukup, tepat di depan Ratu Balakasura.
“Kami akan memusnahkan dirimu wahai tukang teluh,” ujar Gajah lantang.

“Wahai Balakasura, kerajaan tidak bermusuhan denganmu. Tidak juga rakyat kami mengganggumu, kenapa tindakanmu sampai sejauh ini?” tanya Gusti Hening dengan segenap ketenangan yang ia miliki.

“Hahahahahaha, aku tidak butuh alas an untuk melakukan apa yang aku suka. Dan Kau orang gagah, aku tidak akan membunuhmu jika kau mau jadi budakku,” ujar Balakasura menjawab pertanyaan Gusti Hening sembari menunjuk Gajah.

Demi mendengar hal tersebut, Gajah tentu berang bukan kepalang. Hampir saja ia langsung menyerbu nenek tua dengan kemampuan sihir segudang tersebut. Namun niatnya dengan sekuat tenaga diurungkan demi mendapat isyarat sabar dari Gusti Hening.

Saat Gusti Hening, Gajah Putra Sunda dan Ratu Balakasura sedang beradu pendapat dari arah Gehol muncul ratusan anak manusia. Ada yang berjalan kaki, naik kuda, dan bahkan naik kereta angkutan hasil bumi. Tak lupa juga para prajurit Gehol dating beserta kelengkapan senjata mereka. Demi mendapat kabar bahwa raja mereka berangkat hendak menumpas musuh, dengan segera segenap pasukan mengikuti perjalanan sang raja.

(bersambung)

0 comments:

Kerajaan Gehol Bulpusan VIII

4:33:00 PM Gehol Gaul 0 Comments



“Lepaskan aku Kakang Gajah, aku tetap setia kepada Gehol,” teriak Suyud Ana yang telah diikat oleh Gajah. “Aku mengaku bersalah dan bersumpah tak akan mengkhianati negaraku lagi,” tambahnya memelas.

Gajah tetap melajukan kuda Ki Patih yang dirampas bersama pemiliknya tanpa memedulikan ocehan tawanannya. Ia yang telah berhasil memukul mundur para begal dan dua pengawal Patih Suyud Ana kini akan membawa patih yang berniat curang tersebut untuk diadili.

Namun sepertinya niat tersebut harus ia tunda. Cuaca aneh yang menyelimuti Gehol membuatnya resah bukan kepalang. Bau kejahatan dan teluh seolah menyebar melalui udara. Teror yang membuat bulu kuduk berdiri tak urung membuat Pantun ekstrawaspada.

“Ilmu apa yang dipakai Ratu Balakasura?” batin Gajah sembari mempercepat langkah kudanga menuju istana.

Sementara itu, kaum muda yang menamakan diri Gehol Manunggal merasakan keresahan yang tak terkira. Jiwa-jiwa muda yang sedang menuju kematangan tersebut entah kenapa begitu mudah terpancing emosi. Kekacauan negeri dan cuaca yang membuat perasaan takut berkembang menjadi kegelisahan dan amarah. 

“Kembalikan ketenangan kami,” demikian pekik mereka setelah berkumpul di depan istana.

Entah siapa yang memulai dan menyuruh, kaum muda tersebut seolah tersengat tawon amarah. Mereka bergerombol menuju istana demi menyuarakan dan melampiaskan amarah. Kepastian yang mereka nanti pascapembangunan lewi dimulai kini menguap seiring kacaunya cuaca. Ketakutan menihilkan sabar dan semangat ikut membangun.

“Kalian harus tenang, salurkanlah amarah kalian jadi lewi,” demikian teriak Gusti Hening kepada kerumunan.
“Sampai kapan Gusti? Sampai kapan?” teriak kerumunan berbarengan disambut petir dan guruh yang memekakkan telinga.

“Minggir-minggir! Minggir kalian semua jika tak ingin terinjak kudaku!” sebuah suara datang diiringi derap kuda yang melaju bak panah.

Kerumunan para muda Gehol menyibak memberikan jalan. Gusti Hening yang semula waspada melihat penunggang kuda menerobos kerumunan kemudian tersenyum dengan gembira. Namun, melihat patihnya diikat demikian rupa tak urung sikap heran sekaligus waspadanya kembali memuncak.

“Kakang Gajah?” sapa Gusti Hening dengan gembira. “Kenapa Suyud Ana kau ikat?” tanyanya menyambung sapaannya.

“Masalah Ki Patih akan kuceritakan singkat saja Gusti. Ia bersekongkol dengan begal kawasan Babakan untuk merebut kekuasaanmu. Harapan dia adalah, kau, aku, dan Balakasura lampus dalam pertempuran. Dia dengan tenang akan menduduki dampar istana ini Gusti,” ujar Gajah menjelaskan.

“Benarkah demikian Suyud Ana?” tanya Gusti Hening dengan keheranan memuncak.

“Tentu saja itu bohong Gusti,” teriak Suyud Ana memelas.

“Gusti Hening, kita kesampingkan dulu masalah pengkhianatan Ki Patih ini. Ada teluh yang harus kita bereskan segera. Jika tidak, teluh jahat ini akan merasuki semua warga Gehol. Lihat kerumunan kaum muda tersebut. Aku menduga, sihir ini bertujuan membuat goro-goro di negeri ini.” ujar Gajah.

Sementara Gajah dan Gusti Hening berdiskusi, kaum muda yang berkerumun memenuhi benak mereka dengan sejuta pertanyaan. Mereka heran kenapa Patih Suyud diikat oleh orang yang dicari kerajaan untuk membantu mengatasi masalah. Tak urung, bisik-bisik adanya maker berkeliaran dalam benak mereka.

“Telah terjadi makar!” ujar seseorang di sudut kerumunan.

“Siapa yang makar, itulah yang susah diketahui,” timpal yang lain.

“Pantas saja cuaca kali ini begitu menyebalkan,” teriak yang lain.

“Jangan-jangan ini ulah perempuan sihir yang meracuni akal salah satu petinggi kerajaan,” sambut lainnya.

Keadaan menjadi kian riuh dengan sahut-menyahut pertanyaan. Setiap tanya dilontarkan, namun hanya perkiraan yang hadir ke permukaan. Tentu saja adu pendapat membuat suasana kian panas. Awalnya hanya terjadi perang kata. Namun segera berubah menjadi adu cela. Kian panas karena masing-masing bertahan dengan pendapatnya. Setiap pendapat dan orang didukung teman terdekat. Jika dibiarkan, kerumunan itu bisa saja berubah jadi ajang tawuran.

(bersambung)

0 comments:

Kerajaan Gehol Bulpusan VII

3:30:00 PM Gehol Gaul 0 Comments



Awan gelap memayungi langit Gehol. Sudah beberapa hari kejadian ini tanpa tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Hujan yang diharapkan turun ternyata tak juga menyambangi bumi. Namun demikian, awan hitam ini terus bergulung dan kian gelap. Terkadang petir ikut juga memeriahkan keadaan yang mencekam tersebut.

“Tak pernah ada yang seperti ini sebelumnya. Langit tak pernah seaneh ini, setidaknya selama aku berkuasa,” batin Gusti Hening.

Ia kembali menatap gumpalan awan hitam yang menyerupai lingkaran mahabesar di langit Gehol. Lingkaran yang berbentuk piringan raksasa tersebut menyisakan lubang di tengahnya. Ketebalan awan gelap tersebut entah setebal apa yang jelas bahkan sinar mentari sejak pagi seolah tak berkutik. 

0 comments:

Jadikan Bumiayu Ibukota Kabupaten Brebes

3:46:00 PM Gehol Gaul 1 Comments



Kaligua
Setelah isu pemekaran kehabisan bahan bakar, maka pemerataan pembangunan Kabupaten Brebes terutama di bagian selatan yang masih terbelakang kini seolah menemui jalan buntu. Pemekaran yang diharapkan jalan pintas membangun daerah tersebut kini mangkrak karena berbagai kendala.

Kendala-kendala tersebut muncul seiring kian sulitnya mewujudkan kabupaten baru. Mulai dari penolakan dari petinggi pemerintahan seperti Gubernur Jateng, kekompakan yang mulai hilang dari para pengusung hingga kemampuan membiayai pemekaran oleh pemkab. Di tengah kebuntuan ide pemekaran yang tak berujung, mari kita ajukan saja Bumiayu menjadi ibukota Brebes yang baru.

1 comments:

Kerajaan Gehol Bulpusan VI

2:10:00 PM Gehol Gaul 0 Comments



Bale Temonan di Kerajaan Gehol bergetar oleh sorak-sorai kemenangan. Meski belum ada sesuatu yang sesungguhnya dimenangkan, namun kegembiraan tetap tak bisa dihentikan. Semua mata berkaca-kaca terharu campur bahagia. Kesulitan mereka saat ini mengenai kekeringan sawah akibat penguasaan air oleh tukang teluh akan sedikit terobati.

“Jadi, sudah diputuskan kalau kita akan membuat waluran dan membuat lewi. Hal ini sudah sesuai dengan yang dijelaskan oleh ulu-ulu kita Sun Geyo.” Demikian Gusti Hening bertitah disambut sorak sorai para peserta temonan.

“Setuju,” ujar para tamu Temonan yang bisa diikuti siapa saja tanpa memandang kasta dan jabatan tersebut.
“Aku perintahkan kepada para ahli bangunan dan ahli kayu untuk membuat lewi. Selanjutnya sambungkan bambu-bambu yang telah dibelak dan dipapas bukunya dan biarkan ia mengisi semua waluran yang ada di sawah dengan air.” titah Gusti Hening kemudian.

0 comments:

Kerajaan Gehol Bulpusan V

2:14:00 PM Gehol Gaul 0 Comments



Sudah berhari-hari Gajah Putra Sunda tidak tenang. Jika ia tertidur, bayangan awan gelap memayungi negeri asalnya selalu menghantui. Saat siang hari, perasaan berat tertekan memenuhi jiwanya. Semedi dan olahrasa sudah dia lakukan untuk menetralisir perasaan gelap dalam jiwanya tersebut. Namun semuanya bergeming tidak mau hilang. 

“Saya mohon pamit Gusti Sagara,” akhirnya Gajah Putra Sunda menghadap rajanya. “Sudah beberapa waktu ini hamba sulit memejamkan mata. Bayangan buruk sepertinya akan terjadi di Kerajaan Gehol Paduka,” lanjutnya kemudian.

“Bayangan apa gerangan sampai-sampai Dinda Gajah begitu khawatir?” tanya Prabu Sagara, penguasa kerajaan Sagara.

0 comments:

Pilwakot Bekasi: Golput Berjaya, Petahana Kembali Berkuasa

12:00:00 PM Gehol Gaul 4 Comments

 Pepen Kembali Menang


Sekitar pukul 10.00 WIB saya dan Dentha anak saya, pergi menuju TPS 14 di desa Jaticempaka, Pondok Gede, Bekasi. Hanya ada petugas KPPS yang duduk sesuai kursi yang ada. Mereka dengan tenang dan santai, termasuk para saksi, duduk di kursi masing-masing.

Saya hanya menghabiskan waktu tidak lebih dari lima menit. Tak ada antrian pemilih, ketika saya daftar, saya langsung dipanggil untuk menunaikan hak saya. TPS 15 yang hanya berjarak 10 meter dari tempat saya mencoblis, juga mengalami hal yang sama. Sepi pengunjung dan jauh dari antusiasme warga Kota Bekasi untuk meilih pelayan mereka.

4 comments:

Kerajaan Gehol Bulpusan IV

11:17:00 AM Gehol Gaul 0 Comments



Kita tinggalkan sejenak Kerajaan Gehol yang akan bergejolak riuh menerima ide Sun Geyo keesokan harinya. Mari kita ikuti utusan Gusti Hening, Ki Patih Suyud Ana, menuju Negeri Sagara di barat laut sana.

Untuk menuju negeri yang gemah ripah loh jinawi tersebut bukan hal yang mudah bagi siapapun. Diperlukan perjalanan dengan kuda selama berhari-hari. Bahkan, sesekali harus rela berjalan kaki karena beratnya medan.

Negeri Sagara sendiri adalah negeri besar yang terletak jauh di atas puncak sebuah gunung yang terkenal sangat angker. Gunung tersebut menjulang mengangkangi daerah sekitar dengan keangkeran yang nyata. Kabut senantiasa selalu menggantung di puncak gunung. Hal ini membuat aura mistis kian terasa sebab ketinggian gunung yang tidak mudah diprediksi. Melihat puncak Sagara sama saja mengharapkan melihat pelangi saat hujan badai. 

0 comments:

Kreatif dan Imajinatif dengan Milkuat

3:27:00 PM Gehol Gaul 6 Comments

Memainkan Botol
Sebagai orang tua, menyaksikan anaknya tumbuh sehat adalah kebahagiaan luar biasa. Melihat ia berkembang dengan kecerdasan yang tak terduga adalah anugerah. Masalahnya adalah, sejauh mana kita mampu menjembatani hadirnya kesehatan dan kecerdasan melalui tangan kita?

Melihat lalu-lintas makanan yang disajikan oleh para pedagang, kengerianlah yang ada. Kecurangan yang mengiringi mereka dalam menjajakan makanannya selalu membuat cemas. Saya pribadi, berusaha sedapat mungkin menjauhkan anak kami dari makanan yang sekejap mata saja sudah terlihat bahan-bahan tak sehat yang menyusunnya.

6 comments:

Kerajaan Gehol Bulpusan III

1:46:00 PM Gehol Gaul 0 Comments



Pening dan tak bisa tidur menggelayuti jiwa dan raga Sun Geyo. Kemolekan tubuh Sundarsi yang beru beberapa pecan menjadi istrinya tak mampu menurunkan derajat galau dalam otaknya. Semua tentang air dan kekacauan yang dibuat Ratu Balakasura masih menjadi teman pikirannya selama ini. Sudah bermacam cara ia tuangkan, namun tak satupun nyata mampu mengatasi masalah kekurangan air yang dihadapi warga Gehol.

“Entah apa yang harus dibuat dengan air di Gehol. Semua air Ci Hirup sudah dikuasai perempuan sakti nan galak. Sumurpun sudah ada, tapi tetap saja sawah dan lading tak mampu terairi,” batinnya.

0 comments:

Kerajaan Gehol Bulpusan II

9:40:00 AM Gehol Gaul 0 Comments

Hening menyelimuti Kerajaan Gehol seeharian itu. Pasca Sun Geyo menceritakan apa yang ia dapatkan dari Ratu Balakasura, kerajaan ditimpa kemuraman yang akut. Kemuraman kian bertambah setelah para pemuda yang menamakan diri mereka Gehol Manunggal melakukan  pepe alias berunjuk rasa di halaman keraton.

"Kami ingin air, sawah kami butuh air!" demikian teriak mereka dengan sangat kompaknya.

Suara mereka yang nyaring dan keluar dari pemuda-pemuda berusia belasan membuat kerajaan seolah disambar palu gada. Sebab, sebelumnya jangankan anak-anak bau kencur, para tetua kampung pun enggan menyuarakan sesuatu atas nama kedamaian. Kini, kerajaan seolah tak punya daya meredam suara kaum muda.

0 comments:

Kerajaan Gehol Bulpusan

9:39:00 AM Gehol Gaul 0 Comments

Angin mengalir tersendat di siang nan panas di kaki Gunung Geulis. Jika bukan karena tugas negara, mungkin Sun Geyo lebih memilih kelonan dengan Sundarsi yang baru dinikahinya seminggu lalu.

Tapi disinilah sekarang Sun Geyo berada. Di kaki gunung yang konon di tempati oleh Maha Ratu dari kerajaan lelembut, Putri Sun Geulis. Nama gunung tersebut diambil dari nama sang ratu tentu saja.

Sun Geyo terus menelusuri jalan setapak di samping kali ke arah barat. Di sana ada sebuah mata air yang jadi tempat masyarakat Gehol sejak dulu menggantungkan hidup dan penghidupan. Di masa kemarau nan panas seperti saat ini, Ci Hirup, begitu nama tempat tersebut dinamai, sangat dibutuhkan. Dan tugas Sun Geyo adalah memastikan aliran airnya tetap membasuh kerongkongan seluruh penduduk. Tanpa kecuali.

0 comments:

Merinding Bulpusan

9:37:00 AM Gehol Gaul 0 Comments

"Lihat saja sekelilingmu, jika tak merasakan rindingannya, sejatinya kau mati," ujar Ngeyo.

"Jika kita dalam pelukan kematian, maka betapa berwarna kematian yang menyelimuti kita," sahut Jabang.

Ngeyo dan Jabang kini kian larut dalam lamunan masing-masing. Dua sejoli yang jomblo akut ini seakan ogah berpindah dari dunia lamunan masing-masing. Lamunan kaum yang terkena sengsara tiada batas.

Ngeyo membayangkan dunia ideal ala Mario Teguh dan Ustadz Mansyur. Indah, damai, dan tentu saja ia tak lagi menjomblo. Sejauh mata memandang, gadis pujaannya selalu ada di sisi ia. Sejauh apapun melangkah, sang gadis rela dan setia mendampingi. Sebuah impian yang wajib dimiliki kaum jomblo.

0 comments:

Brebes Pindah Ibukota, Mungkinkah?

2:03:00 PM Gehol Gaul 3 Comments

Pemekaran Brebes untuk kemudian membentuk Kabupaten Bumiayu terbukti masih di angan-angan. Banyak rintangan yang mendera terutama dari sisi administrasi dan perundang-undangan. Pembentukan Kabupaten Bumiayu demi menyejahterakan kian sulit setelah elit pemrakarsa pemekaran sulit keluar duit. Padahal, duit adalah salah satu amunisi pemekaran bisa dipercepat.

Tak urung, Bibit Waluyo yang juga Gubernur Jawa Tengah sedikit berang dengan adanya gema pemekaran. Beredar kabar sang gubernur tak setuju karena para penabuh gendang pemekaran diketahui hanya mengejar distribusi kuasa. Dalam pandangan sang gubernur, pemekaran tidak lantas jadi solusi jitu terangkatnya daerah tersebut dari keterpurukan.

3 comments:

Bagaimana Kita Mendukung KPK?

1:46:00 PM Gehol Gaul 2 Comments




Talkshow Blogger di KPK (http://teguh-23.blogspot.com)
Menghadiri Temu Blogger Antikorupsi, 7 Desember 2012, member sedikit gambaran bagaimana kita sebagai warga biasa mmelakukan peran “kecil” menghalau korupsi. Sebagai warga biasa yang kebetulan memiliki jiwa kebersamaan dalam melawan korupsi peran kita sebenarnya patut diperhitungkan.

Kita yang selama ini antikorupsi meski diam-diam bisa jadi melakukannya dalam bentuk berbeda dari para penyelenggara negeri memiliki modal yang bagus dan kuat guna terus mengumandangkan “Katakan tidak pada korupsi” tanpa takut menjadi seperti mereka yang beriklan tagline tersebut.

2 comments:

Produk Gehol: “Korang” yang Mulai Hilang

1:02:00 PM Gehol Gaul 10 Comments

Korang Made In Darji

Datanglah ke Gehol, semua sudah ada di sana. Para leluhur  telah dengan cerdas nan aplikatif menyediakan sekaligus menciptakan segala kebutuhan. Salah satu produk eksotik nan tepat guna tersebut adalah korang. 

Korang adalah tempat para penjala ikan menaruh hasil jalanya. Ia tergantung dengan manis di pinggang para penjala. Jika banyak para selebritis yang mencirikan diri dengan tas pinggang seperti Ariel NOAh dianggap keren. Percayalah, para penjala ikan dan petani Gehol sudah memelopori mencantelkan aksesori manis di pinggang mereka. Korang salah satunya.

10 comments:

Kabupaten Bumiayu, Layu Sebelum Berkembang?

2:28:00 PM Gehol Gaul 16 Comments

Statistik APBD Brebes (BPS Brebes)
Ada sebuah euphoria yang absurb di Kabupaten Brebes pascapemilukada bupati. Kekalahan Agung yang notabene diusung hampir semua kecamatan di wilayah selatan berbuntuk panjang. Seolah slogannya berganti menjadi, pemekaran harga mati!

Sejatinya pemekaran Brebes yang diidamkan oleh wilayah selatan selam empat dekade lebih bukan tanpa alasan. Sayangnya alasan yang dikemukakan lebih karena sakit hati akibat minimnya perhatian Brebes pada enam kecamatan di selatan. Hal ini diperparah dengan janji-janji muluk dua kandidat yang bertarung jadi bupati tentang pelaksanaan pemekaran.

16 comments:

Siapa Peduli Statistik Gehol?

4:56:00 PM Gehol Gaul 1 Comments



Diantara berbagai bentuk kebohongan, statistik dipandang sebagai kebohongan yang paling canggih. Ia menyajikan data dengan terstruktur, logis dan meyakinkan. Namun, sejatinya kelemahan statistik tersaji dengan amat nyata. Hanya saja terkesan kabur seiring mengaburnya hasrat menyesuaikan data dan fakta.

Keengganan meneliti data inilah biang kerok dari tetap anggunnya keadaan dalam hayalan angka ala statistik.  Keengganan ini kian besar begitu metodologi yang digunakan sebagai dasar pembentukan angka tidak dikuasai. Data-data yang ada seolah-olah hadir dengan teknik sulap, meski sang pengepul data sebenarnya telah dengan susah payah menjelaskan darimana angka tersebut dijaring.

1 comments:

Harapan Gehol pada Poros Tengah

4:42:00 PM Unknown 1 Comments


Ilustrasi

Janji manis yang terucap TAAT bahwa jika memenangkan pilkada Brebes akan memuluskan pembangunan Jalur tengah yang menghubungkan antara Kecamatan Bantarkawung dengan Kecamatan Ketanggungan. Sayang, kekalahan TAAT membuat pembangunan yang diperkirakan memakan biaya 35 M ini terancam pupus.

Padahal, jalur ini  adalah kebutuhan yang harus dipenuhi demi menggerakkan ekonomi Brebes Selatan terutama bagian barat. Tercatat dua kecamatan, Bantarkawung dan Salem yang paling menderita karena jarak terlalu jauh dari ibukota Brebes. Dengan jalur ini, kedua kecamatan akan lebih aktif dan hemat waktu serta ongkos jika harus ke Brebes. 

1 comments:

Pemekaran Brebes, Mimpi Empat Dekade

3:49:00 PM Unknown 18 Comments


Peta Brebes Sekarang




“Suatu saat, Brebes Selatan yang beribukota Bumiayu akan didatangi oleh presiden republik Indonesia. Maka semua rakyat dengan amat senang menyambut pemimpinnya. Lalu, sang pemimpin akan berpidato di lapangan Asri Bumiayu, guna memuji kemajuan pembangunan yang dilakukan oleh kabupaten yang dulunya bergabung dengan Brebes ini.” 

Empat dekade alias 40 tahun lebih mimpi di atas menemui jalan buntu nan tak tertembus. Meski undang-undang pemekaran bisa saja meloloskan lantaran syarat mekarnya sebuah wilayah kabupaten cuma membutuhkan dukungan minimal 5 kecamatan. Kebetulan Brebes Selatan, kini didukung oleh enam kecamatan. Salem, Bantarkawung, Paguyangan, Bumiayu, Sirampog dan Tonjong siap memuluskan jalan. Namun, ibarat sang anak hendak membuat rumah baru, beragam rintangan selalu ada sehingga menunda mimpi.

18 comments:

Bagiku Aparat Bersih adalah Kunci Berantas Korupsi

1:14:00 PM Unknown 1 Comments



Ilustrasi (kompasiana.com)

Ketika KPK lahir ada sebuah harapan baru bahwa negeri ini bisa diselamatkan dari dekapan korupsi yang telah mengalir hingga sumsum warga negeri ini. Sayangnya, kenyataan pahit banyak menghadang. Mulai dari realita bahwa sejatinya korupsi telah begitu erat dengan nafas kehidupan bangsa hingga gamangnya pemangku negeri.

KPK adalah formula shock therapy bagi maraknya korupsi yang dikategorikan extraordinary crime ini. Namun karena yang extraordinary sudah demikian merasuk pada jiwa-jiwa warga, maka kejahatan ini bertransformasi menjadi collective extraordinary crime (semoga aja istilahnya benar :D).

Kolektivitas koruptor inilah yang menyebabkan korupsi di negeri ini seolah mata rantai yang tak pernah putus. Mereka punya mekanisme sendiri dalam mengorganisir diri. Mulai dari planning hingga eksekusi. Bahkan mekanisme penyelamatan diri mereka sangat luar biasa. Dengan sistem aotutomi, meniru Cicak, mereka akan memutus alias mengorbankan seseorang dengan tujuan melokalisir. Lokalisasi kasus inilah yang hingga detik ini belum bisa ditembus.

1 comments:

Cantik ala Bintang K-POP Landa Dunia

3:14:00 PM Unknown 0 Comments


HDI B.SKIN BB Cream


Dailymail 8 Oktober 2012 lalu dalam sebuah artikel mengulas bahwa ada sebuah produk yang jadi rujukan wajib para pesohor Hollywood saat ini. Produk tersebut berbentuk krim yang berfungsi untuk mempercantik kulit wajah mereka. Krim Blamish Balm nama produk tersebut, biasa disingkat krim BB.

Saking populernya, dailymail menyebut bahwa produk ini ibarat hebohnya iPhone dalam dunia kecantikan. Bukan sembarang pesohor yang memakainya, para nggota Spice Girl yang memakai produk ini dinilai telah berhasil “menyembunyikan” usia mereka sesungguhnya.

Yang cukup mengagetkan adalah fakta bahwa produk ini bisa mendunia seiring kian populernya K-POP. Sebagai sebuah industri, K-POP ternyata juga membawa untung bagi produk-produk pendukung, termasuk kecantikan. Jika Gangnam Style bisa membuat para pesohor menari-nari, maka krim BB adalah krim wajib untuk para pesohor dunia.

0 comments:

Pilkada Brebes: Jika TAAT Menggugat

2:45:00 PM Gehol Gaul 2 Comments



Pilkada Bersih (thejakartapost.com)

Akhirnya pilkada Brebes telah mendapatkan pemenang. Meski hasil resmi masih harus menunggu sampai tanggal 14 Oktober 2012, namun kemenangan Idjo tinggal menunggu stempel saja. Normalnya, pasangan Idza-Narjo tinggal menunggu pelantikan. Tentu saja jika TAAT tidak menggugat.

Sebagaimana dilaporkan panturanews.com, Real Acount Desk Pilkada yang dihitung sampai pada Senin 08 Oktober 2012 pukul 19.00 WIB, dari jumlah 3047 TPS yang tersebar di 297 desa dan kelurahan, pasangan nomor urut 1 yaitu H. Agung Widyantoro SH MSi - H. Athoillah SE (TAAT) meraih suara sebanyak 419.630 atau 48,07 persen. Sedangkan pasangan nomor urut 2 yaitu Hj. Idza Priyanti SE - Narjo (IJO), mengungguli rivalnya dengan memperoleh suara sebanyak 452.367 atau 51,93 persen.

2 comments:

Yang Muda Yang Menyatukan

11:16:00 AM Unknown 2 Comments


Ustadz Cepot saat Mengisi Halalbihalal Gehol

Warga Gehol alias Jetak, yang ada di desa Sindangwangi, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, telah sekitar 25 tahun tersegregasi dalam dua arus keyakinan. Yang satu kekeh dalam naungan NU yang telah berakar lama di daerah yang sempat jadi basis DI/TII ini. Yang lainnya masuk dalam pelukan ormas yang sejatinya adalah adik kandung NU, Muhammadiyah.

Kanalisasi warga dalam keyakinan tak ayal melebar dalam kehidupan sehari-hari mereka. Munculnya dua organisasi keagamaan ini sering berujung pada letupan-letupan kecil yang didasari emosi sesaat. Apalagi pesantren yang mewadahi kedua organisasi agama ini juga memiliki santri yang tak sedikit.

2 comments:

Pilkada Brebes: Kemenangan Bos dan "Nobody"

4:18:00 PM Unknown 29 Comments


Hitung Cepat Sementara Pilkada Brebes
Ditengah keriuhan nasional adu kuat antara KPK dan Polri, Brebes menyelenggarakan pilkada. Pilkada yang memperebutkan G1, alias kursi bupati ini cukup unik. Selain karena menyangkut hajat hidup Gehol juga karena sifat-sifat kedua rival.

Kedua calon adalah petahana, yang satu bupati dan satunya lagi merupakan wakilnya. Keduanya pecah kongsi karena partai masing-masing yang merupakan dua besar di Brebes ogah berbagi lagi. Jadilah Agung mencari dukungan dari kalangan santri dan dapatlah H Athoillah yang merupakan Ketua Pimpinan Cabang (PC) Nahdlatul Ulama (NU) Brebes.

29 comments:

Misteri Bambu Melengkung

3:07:00 PM Unknown 3 Comments


Ilustrasi 

Masalah magis dan ajimat masih mengganjal pikiranku. Banyak yang tak masuk akal, namun saat menyaksikan sendiri cuma bisa terbengong-bengong. Melihat bagaimana almarhum nenek menunjukkan dengan tepat lokasi yang dikunjungi orang yang berobat padanya cukup membekas di benakku.

Bagi mereka yang senang dengan dunia lelembut dan olahrasa, semuanya mungkin. Salah satu yang media yang digunakan tentu saja benda bertuah selain mantra. Mendapat jimat bukanlah perkara mudah. Ada yang setengah mati mencari namun tak kunjung diberkahi. Ada yang menolak dengan keras justru dititipi sang empunya ajimat yang biasanya berasal dari dunia lain.

3 comments:

Batu Semar dan Selendang Gaib Gehol

3:28:00 PM Unknown 1 Comments




Mengenal Gehol tentu tidak lengkap tanpa deretan tempat mistis dan ajimat bertuah. Sebagai daerah yang terbentuk dengan talirasa yang kuat antara manusia dan alam tak kasat mata, tak heran jika budaya Gehol alias Jetak dimasa lalu erat kaitannya dengan metafisika.

Dua ajimat yang akrab dengan penulis karena kebetulan penemu dan saksinya karib dan saudara. Yang pertama adalah batu berbentuk tokoh pewayangan yang mahasakti Semar Badranaya.  Tokoh yang dalam khasanah Jawadan pewayangan dianggap jelmaan dewa namun berperilaku membumi. Tokoh idaman dalam realita.

1 comments:

Meong Budug: Pelajaran Politik dari Gehol

1:10:00 PM Unknown 2 Comments


Ilustrasi (fotografer.net)

Pernah dengar istilah kucing dalam karung? Sebuah istilah yang sangat populer dalam dunia politik dan percintaan. Jangan sampai membeli kucing dalam karung. Demikian selalu yang terngiang di telinga jika kita bersiap memilih pemimpin dan pasangan. Jauh sebelum dunia mengenal istilah ini, Gehol alias Jetak telah mempraktikkannya. Meong Budug!

Pepatah ini bukan saja dipraktikkan dengan sekedar pepatah-petitih namun dalam bentuk yang lebih gampang dicerna. Permainan. Permainan ini selalu dilakukan anak-anak Gehol. Mungkin hingga kini hanya segelintir orang Gehol yang mampu menarik makna besar yang disematkan leluhur dalam permainan yang sederhana ini.

2 comments:

Beda Bangkok dan Jetak

3:45:00 PM Unknown 0 Comments



Bangkok dari Chao Phraya
Terlalu jauh memang membandingkan Bangkok yang ibukota Thailand dan Jetak yang cuma ibukota sebuah desa yang sulit dicari di Google Maps. Namun keduanya punya dua kesamaan, berawal dari peradaban tepi sungai.

Bangkok hingga kini masih setia dengan patron sungai sebagai seumber peradaban, sedangkan Jetak dan hampir semua wilayah Indonesia menyia-nyiakan sungai. Bangkok dengan segala beban modernisasinya tetap kukuh mengelola kebersihan sungai dan menambang banyak pundi-pundi uang dari keberadaan sungai.

0 comments:

VIVA Baru: Atur Web Semaumu

11:42:00 AM Unknown 0 Comments



Bukti Follow

Sebuah situs berita selalu menyajikan kabar seakurat dan secepat mungkin itu sudah biasa. Namun, apa jadinya jika tampilan situs itu bisa diubah sesuai dengan kebutuhan pembaca? Itu baru luar biasa.

 VIVA baru dengan domain baru ternyata masih mempertahankan fitur ini – sesuatu yang saya anggap hilang sebelumnya. Bagi saya fitur ini penting, bukan karena hobi mengacak-acak tampilan sebuah halaman situs, namun lebih menyesuaikan dengan hobi dan keperluan kita sebagai pembaca.

0 comments:

Gehol Diademkan Ustadz Cepot

10:01:00 AM Unknown 3 Comments



Ustadz Cepot dan Panitia (Gehol Community)

Hari itu, 25 Agustus 2012, perempatan Jetak alias Gehol, Sindangwangi, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes penuh dengan khalayak. Mereka datang dari berbagai desa di Kecamatan Bantarkawung dan sekitarnya. Tujuan mereka berbondong-bondong cuma  satu, menyaksikan Ustadz Cepot.

Ya, Sabtu itu adalah hari yang dipilih oleh Gehol Community untuk mengadakan halalbihalal dengan menguncang penceramah caliber nasional. Tak tanggung-tanggung, penceramah yang dihadirkan adalah yang biasa menyapa warga Gehol dan Indonesia umumnya lewat layar kaca. Pesona itulah yang membuat banyak kaum Muslim tergerak menyaksikan sekaligus menyerap apa yang disampaikan sang ustadz.

3 comments:

Robohnya Sandiwara Kami

3:04:00 PM Unknown 1 Comments


Ampun!!! 

Imajinasi yang liar dibutuhkan dalam dunia kreatif. Namun jika keliarnya menumpulkan nilai-nilai luhur, maka imajinasi tersebut berubah menjadi sampah belaka.

Warga negara Indonesia penikmat radio di tahun 90-an pasti akan ingat betapa sandiwara radio begitu mengharu biru kehidupan. Salah satu yang legendaris dan menjadi santapan serta ajang imajinasi permainan anak-anak adalah Tutur Tinular. 

1 comments:

Takir Malam Taraweh

1:43:00 PM Unknown 0 Comments



Sepuluh malam akhir bulan Ramadhan sangtat istimewa. Apalagi pada malam-malam ganjil. Selain karena lebaran kian dekat, ada malam seribu malam yang terselip di dalamnya. Tak terkecuali bagi warga Gehol, meski jumlah jamaah berbanding terbalik dengan keistimewaannya.

Ilustrasi
Anak-anak adalah yang paling bahagia jika taraweh hendak berakhir. Bahkan saat jeda, tak henti-hentinya mereka mengintip sebelah belakang. Tempat ibu-ibu meletakkan takir. Ya, anak-anak meski sedikit mengeluh karena taraweh kian panjang berkat adanya kunut namun ceria mengingat adanya takir.

0 comments:

Awas Duit Cupang!

1:20:00 PM Unknown 9 Comments



Ilustrasi
Di kampungku Gehol sana, ada sebuah ajaran mengenai hak seseorang yang unik dan meresap hingga kini. Meski dijadikan lelucon saat dewasa kini, namun ajaran dibaliknya tanpa terasa begitu kuat mengakar pada jiwa-jiwa manusia Gehol. Ajaran itu adalah duit cupang.

Saat kecil dulu, ada sebuah ketakutan tersendiri dijadikan korban cupang (pesugihan). Konon, jika seseorang dijadikan korban pesugihan jiwanya akan dijadikan penyangga lemari harta di negeri siluman. Kepala sang korban akan menjadi alas kaki lemari sementara tubuh tiada henti didera cambuk. Tantu saja api dimana-mana, menunjukkan bahwa sang korban pesugihan adalah budak kaum setan di negeri pesugihan alias neraka.

9 comments:

VIVA Baru Nan Berwarna

11:45:00 AM Unknown 0 Comments


Scrolling Terus!
Terbiasa dengan vivanews.com selama bertahun-tahun tentu sangat nempel di kepala. Sayang, ketika hendak mereviewnya sudah keburu pindah ke .co.id sehingga tidak bisa menyertakan gambar waktu masih berformat .com.

Saat memakai .com, yang paling lekat di kepala adalah kemudahan memindah tab menu yang ada. Sesuatu yang membuat saya kian mudah memilih kategori berita mana yang paling diminati. Saya akan meletakkannya dibagian atas agar tidak perlu menggerakan maouse terlalu banyak.

0 comments:

Pregpegan: Serbu Pasar Jelang Ramadhan

10:36:00 AM Unknown 0 Comments


Pasar Tradisional
Ramadhan adalah anugerah, setidaknya bagi kami anak-anak kampung yang dengan datangnya Ramadhan diperbolehkan menyantap setidaknya telur, jika sedang banyak rejeki, ayampun siap disantap. Sungguh beruntung jika menu nikmat tersebut tersaji selama seminggu penuh. Sebab biasanya menu kami berpuasa berfilosofi kendang. Di awal dan diakhir saja yang nikmat.

Karena semiskin apapaun kami biasa memelihara ayam, maka telur relatif bisa dipenuhi minimal untuk sahur di awal puasa. Namun, untuk kebutuhan lainnya, para orangtua dengan senang hati akan menuju pasar yang terletak  4 km dari kampung kami.

0 comments:

TV dan Tobat Ramadhan

11:23:00 AM Unknown 2 Comments


Ilustrasi

Ramadhan sebentar lagi tiba. Semua ummat Islam mencanangkan Ramadhan sebagai tambang amal dan ibadah. Maka semua diubah sejak beberapa hari menjelang puasa. Yang tadinya cerewet menjadi pendiam, yang tadinya seksi kini bergamis, yang jarang ke mesjid kini itikaf, dan yang tadinya malas kini kian malas.

Karena demam Ramadhan dan tobat malanda, maka lahan ini digunakan televisi. Tentu ada dua pihak yang untung. Yang pertama adalah mereka yang saat puasa menjadi kian malas dan ingin menambah iman, dan tentu saja pihak televise dan pedagang yang memasarkan program dan produk.

2 comments:

Jedor: Permainan Punah dari Gehol

2:56:00 PM Unknown 0 Comments


Skema Permainan Jedor
Di Gehol sebelum listrik merajalela menyuguhkan hiburan, bermacam permainan kreatif pernah singgah dan menghiasi hari-hari bocah-bocah bertelanjang kaki di sana. Salah satu yang sudah lenyap dan hampir hilang dari ingatan adalah Jedor. Jedor adalah sebuah permainan kreatif dengan memanfaatkan seratus persen hadiah alam.

Untuk bermain Jedor dibutuhkan minimal dua orang. Masing-masing hanya bermodalkan biji asem jawa dan batu bulat. Alat lain yang dibutuhkan cuma penghalang biji asem sekaligus sasaran tembak. Permainan ini mirip dengan bowling, pemain menggelindingkan batu bulat agar mengenai penghalang yang biasanya memanfaatkan batu bata atau batu tipis yang bisa berdiri.

0 comments:

Nihil Pemurung di Bantimurung

1:46:00 PM Unknown 0 Comments

Air Terjun Bantimurung

Jika mengunjungi Sulawesi Selatan, jangan pernah lewatkan mengunjungi Bantimurung. Wilayah ini telah menjadi sebvuah kawasan wisata yang secara lengkap bernama Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.

Daerah ini selain memiliki kawasan yang memiliki air terjun indah, taman khusus aneka kupu-kupu juga berpuluh gua. Mengingat daerah ini merupakan daerah karst, maka tak heran jika menemukan banyak gua.

0 comments:

Mbah Jantip

11:29:00 AM Unknown 2 Comments


Ilustrasi Dukun

Menjadi kaya adalah idaman setiap manusia, tak terkecuali manusia Gehol alias Jetak. Karena pekerjaan bertani lebih banyak merugi, maka merantau jadi pilihan. Sayangnya, susah payah merantau belum juga menghasilkan. Akhirnya ada saja sedikit orang yang mencoba jalan pintas.

Tersebutlah Mbah Jantip, dukun sakti berasal dari antah-berantah yang bertugas mengayomi sesama mampir ke Gehol. Ketidakjelasan asal-usul adalah wajib bagi dukun sakti, sebab semakin misterius ia berasal semakin banyaklah spekulasi bisa dikembangkan. Akhirnya makin terbiuslah kaum miskin yang ingin cepat kaya.

2 comments:

Melunturnya Nilai Aktivis

4:19:00 PM Unknown 0 Comments


Ilustrasi Rusuh Demonstrasi

Saat SD dahulu, tak pernah terbayangkan ada yang namanya demonstrasi. Layar televisi, radio, dan majalah langganan sekolah tak sekalipun menyebutkan kegiatan tersebut. Semua kritik dan saran selalu ditampung di kotak saran yang selalu disediakan tiap instansi. Bila tak memuaskan, toh Sang Presiden kita waktu itu selalu siap sedia turun menemui rakyatnya. Begitulah dunia damai Indonesia waktu itu, setidaknya dalam alam pikiran kami anak sekolah dasar di kampung.

Memasuki SMP, kegaduhan menyapa negeri hingga pelosok. Tercatat kota kecilku, Bumiayu, menjadi salah satu ajang kerusuhan dan penjarahan yang tentu saja memilukan. Setidaknya berpuluh toko yang entah mengapa jadi sasaran utama para penjarah. Lalu kata demontrasi dan demontran terasa begitu akrab di telinga. Semua media, kecuali majalah dan buku sekolah, begitu gamblang mendeskripsikan apa itu demontrasi.

0 comments: