Terima Kasih Leicester City!

9:29:00 AM Unknown 0 Comments

Jika ada kisah terindah yang nyata dan mengharu-biru dunia saat ini, maka Leicester City adalah tokoh utamanya. Kesebelasan kecil yang baru dua musim ini bisa kita lihat berlaga di layar televisi ternyata mampu merontokkan semua prediksi yang merendahkan mereka.

Klub berjulukan The Foxes ini bermarkas di King Power Stadium yang berkapasitas "hanya" 32.000 penonton. Dilihat dari kapasitas stadionnya saja, sudah barang tentu kesebelasan yang kini dilatih The Tinkerman ini bukanlah raksasa di negaranya. Dengan skuad yang harganya hanya sepersekian puluh dari harga-harga pemain yang menghuni klub-klub kaya Inggris tentu saja pantas diremehkan, setidaknya di atas kertas.

Namun dengan skuad seadanya dan bahkan beberapa pemain merupakan buangan dari klub sebelumnya tentu siapapun tak mengira jika mereka kemudian menjadi kampium Liga Primer Inggris musim ini. Bukan saja pemain yang disepelekan, kehadiran Claudio Ranieri yang sering juga dijuluki Mister Nyaris ini pun bukan hal yang patut dibanggakan pada awalnya. Opa asal Italia ini terakhir kali dipecat tim nasional Yunani gegara kalah dari liliput Eropa, Kepulauan Faroe.

Seberapa mustahil mereka mampu menjuarai Liga Inggris musim ini terlihat dari seberapa besar perbandingan taruhan para penjudi. Leicester City bahkan dipertaruhkan dengan angka yang lebih rendah daripada kemungkinan Elvis Preasley masih hidup. Atau adakah yang lebih gila bahwa kemungkinan The Foxes juara tak lebih besar daripada kemungkinan bahwa Kim Kadarshian yang tanpa talenta itu menjadi presiden USA.


Juara di Tengah Kemelut
Namun kini, Jamie Vardy dan kawan-kawan bisa menepuk dada mereka sembari menikmati impian klub selama 132 tahun untuk merengkuh tropi. Klub ini juga bisa dengan senyum lebar mengajarkan kepada generasi saat ini bahwa tak ada yang tak mungkin selama semua diusahakan dengan sebaik-baiknya. 

Jika ingin bersuara minor, maka keberhasilan Leicester City juara saat ini memang sarat dengan faktor keberuntungan. Kesebelasan langganan juara mulai dari MU, The Citizen, The Reds, The Gunner, hingga The Blues sedang kepayahan menghadapi situasi yang aneh. Kesebelasa-kesebelasan nan kaya raya di Inggris tersebut seolah sedang bertarung dengan bayangan sendiri hingga terseok-seok musim ini. Spurs yang memiliki skuad lebih baik dari Leicester City kemudian jadi penantang utama perebutan gelar. Sayangnya, dua kali hasil seri di pertandingan ke-35 dan 36 mengubur mimpi mereka meraih titel.

Namun seberuntung-beruntungnya Okazaki dan kawan-kawan tentu tidak akan juara jika hanya mengandalkan tidak stabilnya para kompetitor lain. Lihat saja Arsene Wenger yang dengan filosofi sepak bola menghiburnya tak mampu menaklukkan klub kecil yang tampil konsisten ini. Bahkan meneer Van Gaal yang didatangkan MU pun masih kelimpungan menentukan formasi baku untuk menghadapi liga dan bahkan terancam tak lolos ke Liga Champion musim depan.

Lalu, jika kita mengagumi teori konspirasi apakah tidak ada campur tangan para cukong judi di balik kemenangan Leicester City merengkuh titel Liga Primer musim ini? Entahlah, perjuangan mereka di lapangan rasanya tak sebanding dengan pikiran yang merendahkan ini. Yang jelas, kesebelasan dari kota Leicester ini memberi pelajaran kepada kita bahwa mimpi bisa diraih.

0 comments: